Dalam kajian
filsafat Barat, manusia perempuan secara mayoritas dianggap sebagai makhluk
yang lemah dan cacat, sehingga ia harus ditempat sebagai manusia kelas kedua
setelah laki-laki. Mulai dari Plato (427-347 SM) yang idealis dan Aristoteles
(384-322 SM) yang empirik sampai Jean-Paul Sartre (1905-1980 M) yang eksistensialis,
hampir semuanya menganggap demikian. Paling-paling hanya Jhon Stuart Mill (1806-1873
M) yang ahli psikologi yang menganggap perempuan
mempunyai
kemampuan setara dengan laki-laki (lampiran).1 Dalam
filsafat Islam, meski ia dibangun diatas dasar pemikiran Plato dan Aristoteles,
tetapi sangat berbeda dengan pendahulunya dan juga saudaranya di Barat.
Download di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar