Selasa, 01 Maret 2016

GENDER DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT & TASAWUF**) Oleh: A. Khudori Soleh

Dalam kajian filsafat Barat, manusia perempuan secara mayoritas dianggap sebagai makhluk yang lemah dan cacat, sehingga ia harus ditempat sebagai manusia kelas kedua setelah laki-laki. Mulai dari Plato (427-347 SM) yang idealis dan Aristoteles (384-322 SM) yang empirik sampai Jean-Paul Sartre (1905-1980 M) yang eksistensialis, hampir semuanya menganggap demikian. Paling-paling hanya Jhon Stuart Mill (1806-1873 M) yang ahli psikologi yang menganggap perempuan

mempunyai kemampuan setara dengan laki-laki (lampiran).1 Dalam filsafat Islam, meski ia dibangun diatas dasar pemikiran Plato dan Aristoteles, tetapi sangat berbeda dengan pendahulunya dan juga saudaranya di Barat.
Download di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar