Negeri Besi: Tafsir Historis Leluhur Masyarakat Kompleks di Sulawesi Selatan

Terjemahan Teks-teks Bugis memuat keterangan hingga sekitar tarikh 1300 dan menyimpan data terperinci tentang asal-usul dan perkembangan beberapa kerajaan besar di Sulawesi Selatan. Namun, sumber-sumber Luwu lebih miskin dan Daftar Raja-Raja Luwu sendiri juga menyimpan masalah. Dalam studinya tentang daftar ini Caldwell (2005) menyimpulkan bahwa ‘dalam kegelapan data, jauh dari kemampuan memperlihatkan bahwa tradisi raja-raja Luwu’ adalah yang tertua ketimbang kerajaan-kerajaan Bugis lainnya, Daftar Raja-Raja Luwu tidak memberi bukti nyata tentang adanya kehidupan politik yang tertata sebelum 1400. Download di sini

MID-LATE HOLOCENE TOALEAN SITES IN SOUTH SULAWESI: A TECHNOLOGICAL ANALYSIS.

The prehistoric archaeologist's resource base is often comprised of lithics which, due to their durability-, often serve as one of the foremost indicators of past cultural activities. As a result archaeology has conducted much research into stone artefacts, and many different approaches to the analysis of lithic technologies have developed, each concentrating on specific aspects. In the past the analysis of lithic materials usually took the form of a typological approach which aimed to divide stone artefacts into types on the basis of the presence and/or absence of specific attnbutes. As a result these traditional typological analyses tended to concentrate on the identification of formal tools and by and large neglected the analysis of the unused manufacturing byproducts, or debitage. In more recent times the importance of stone debitage analysis using systematic techniques has been recognised. One of the first archaeologists to have understood the value of technological analysis was Donald Crabtree who argued that "the final finishing stage in the production of many types of stone tools serves to erase the visible traces of previous stages in the lithic reduction process, so one must examine quarry and workshop debris in order to go beyond typological considerations and discover technological processes in stone tool production"( In Ritchie & Gould 1985:35). Indeed the neglect of debitage may be criticised on the basis that " being an immediate byproduct of manufacturing activity, debitag. Download di sini

Contested Coastlines: Diasporas, Trade and Colonial Expansion in Eastern Sulawesi 1680-1905

In this study, the small-scale, polycentric polities in eastern Sulawesi are the prism through which political processes at the local and regional levels are explored in the period 1680-1905. Such small-scale polities were the most prevalent mode of political and social formation in the Indonesian archipelago and retained a high degree of autonomy up to the imposition of direct Dutch rule in 1905. The three sections of this study trace the position of these polities as they were integrated into overlapping spheres of regional influence that were dominated, but not controlled, by regional political centres. When the Dutch colonial state started to expand its influence over the seas, intervene in local conflict and suppress raiding in the middle of the nineteenth century, the traditional political system in which eastern Sulawesi participated was increasingly defined as a colonial periphery in relation to the remote centre of Batavia. Part one hones in on the local level: because of the small-scale of political units, individual leaders played an important role not only at the local level, but also in relations with external allies and traders. Download di sini

PENELUSURAN BAHASA PITU ULUNNA SALU Kedudukannya dalam Penelitian Bahasa di Sulawesi Selatan (Bag.2)

Salah satu bahasa daerah di Sulawesi Selatan yang selama ini kurang diteliti adalah bahasa Pitu Ulunna Salu (Pitu Ulunna Binanga/Pitu Uluna Salo/Pitu Ulunna Salo/Pitu Ulunna Salu/PUS/Tenete) di Kabupaten Polewali-Mamasa. Walaupun nama Pitu Ulunna Salu sejak lama dikenal baik oleh peneliti maupun oleh masyarakat umum di Sulawesi Selatan. Akan tetapi bahasa Pitu Ulunna Salu, kenyataannya tidak begitu jelas. Sebagai salah satu bahasa daerah yang memiliki peranan untuk mendukung kebudayaan Sulawesi Selatan, diperlukan penelitian dari segi berbagai bidang ilmu. Download di sini

GARIS BESAR "PENELITIAN KLASIFIKASI BAHASA-BAHASA DAERAH DI SULAWESI SELATAN 1999-2001" (bag.1)

Proyek "Penelitian Klasifikasi Bahasabahasa Daerah di Sulawesi Selatan 1999-2001" ini dilakukan berdasarkan dana penelitian 'Grant-in-Aid for University and Society Collaboration' dari Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology, Jepang. Untuk melakukan proyek ini pihak Jepang banyak dibantu oleh pihak Indonesia. Dengan tulus hati kami ucapkan terima kasihtak terhingga atas bantuan pihak Indonesia. Menurut kami, bahasa-bahasa di Sulawesi Selatan, kecuali bahasa-bahasa mayoritas seperti bahasa Bugis, Makassar, Mandar, dan

Sa'dan Toraja, boleh dikatakan kurang diteliti. Kekurangan data bahasa minoritas dapat dikatakan sampai belum dapat dianalisis untuk menentukan perhubungan genealogis dalam kelompok bahasa Sulawesi Selatan. Proyek ini direncanakan oleh M. Yamaguchi, MA. (linguistik historis komparatif, Setsunan University, Osaka, Jepang) dan Ir. H. Nakashima (fonetik, Osaka Institute of Technology, Osaka, Jepang) untuk menambah data bahasa minoritas di Sulawesi Selatan. Proposal untuk penelitian tersebut dapat diterima oleh Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology, Jepang sebagai proyek penelitian tahun 1999-2001. Bahasa yang relatif sedikit data kebahasaan yang dikumpulkan selama ini terdapat di Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Mamuju, Polewali-Mamasa, dan Selayar. Sebagian  bahasa yang jumlah penuturnya sedikit di Kabupaten Mamuju tergolong ke dalam  kelompok bahasa Kaili-Pamona, dan juga, sebagian bahasa yang jumlah penuturnya sedikit di Kabupaten Luwu, Luwu Utara tergolong ke dalam kelompok bahasa  Kaili-Pamona dan Muna Buton. Di Kabupaten Selayar, bahasa Laiyolo tergolong ke dalam  kelompok bahasa Muna-Buton. Maka dengan

demikian kami memutuskan untuk meneliti bahasa yang terdapat di Kabupaten

Polewali-Mamasa dan sekitarnya. Bahasa-bahasa yang diambil datanya melalui proyek ini adalah dialek-dialek bahasa  Aralle-Tabulahan, Pitu Ulunna Salu (dan

Pennei), dan Ulumanda.

Download di sini

DIARY OF SULTAN AHMAD - Omar

The objective of this thesis is to establish what can be learnt from the diary of Sultan Ahmad as-Salleh about the politics, economy, society and culture of the Kingdom of Boné from 1775 to 1795. Sultan Ahmad as-Salleh’s diary is one of the ten Bugis diaries held in the British Library. None of these diaries has ever been examined by a historian. Together they offer a remarkable, untapped wealth of information on life and politics at the court of Boné, the most powerful and important of the Bugis kingdoms of South Sulawesi in the eighteenth centuryDownload di sini

ENSIKLOPEDI PERADABAN DUNIA

1 Januari 45 SM : Kalender Julian pertama kali berlaku. 404 : Pertandingan gladiator yang terakhir diselenggarakan di Roma. 630 : Nabi Besar Muhammad SAW berhasil menakukkan kota Mekkah. Penaklukan itu dilakukan secara damai, tanpa sedikitpun ada kekerasan dan pertumpahan darah. 1801 : Asteroid pertama kali ditemukan manusia. Penemunya, Guiseppe Piazzi menamai benda langit itu Ceres. Download di sini